“Sekarang
saya punya jawabannya,” ujar Dickinson yang melakukan penelitian
bersama Esther M dan Abe M Zarem. Ia menemukan rahasia tersebut setelah
merekam manuver sejumlah lalat yang terancam pukulan menggunakan kamera
digital yang dapat merekam dengan kecepatan dan resolusi tinggi.
Mereka menemukan
bahwa lalat dapat mengenali ancaman berdasarkan lokasi. Otanya akan
menghitung seberapa jauh ancaman terhadapnya sebelum memutuskan untuk
mengepakkan sayap dan kabur.
Setelah memprediksi arah ancaman,
kakinya bertumpu untuk terbang ke arah yang berlawanan. Semua persiapan
meloloskan diri dapat dilakukannya dengan sangat cepat, hanya 100
milidetik setelah ia mendeteksi adanya bahaya.
Artinya, lalat telah
mengintegrasikan dengan baik antara informasi visual dari mata dan
informasi metasensorik di kakinya. Temuan ini memberikan petunjuk
mengenai sistem saraf lalat dan menunjukkan bahwa di otaknya terdapat
sistem pemetaan posisi ancaman.
“Ini sebuah transformasi rangsangan
menjadi gerakan yang sedikit kompleks dan penelitian berikutnya mencari
bagian otak yang mengaturnya,” ujarnya.
Dari sistem tersebut, Dickinson juga
dapat menyarankan cara paling efektif memukul lalat. Menurutnya, waktu
terbaik memukul lalat bukan saat posisinya siap terbang sehingga waktu
yang dibutuhkannya untuk mengantisipasi ancaman tersebut relatif lebih
lama. Tentu tak mudah melakukan gerakan akurat kurang dari 100
milidetik.
sumbet: http://www.e-campusradio.com/2013/01/penyebab-lalat-susah-dipukul.html
0 komentar:
Posting Komentar