Selasa, 18 Juni 2013

BUDAYA KOREA


Komunikasi lintas budaya adalah suatu proses pengiriman pesan yang dilakukan oleh anggota dari suatu budaya tertenti kepada anggota lainnya dari budaya lain. Perwujudan dari sebuah budaya yaitu benda-benda yang dihasilkan oleh manusia yang berbudaya dan itu menghasilkan beragam kebudayaan, contohnya bahasa, pakaian, makanan, cara berperilaku, dan masih banyak yang lainnya. Budaya suatu negara akan berbeda dengan negara yang lain. Budaya Korea dengan Indonesia. Meskipun banyak orang yang mengatakan bahwa budaya Korea dengan Indonesia hampir memiliki kesamaan, namun tetap saja ada yang beda dari kedua budaya tersebut.
Berikut karakteristik dari budaya Korea.

1.   Agama
Tradisi Konfusianisme mendominasi kepercayaan dan pemikiran bangsa Korea, bersama Buddhisme, Taoisme dan Shamanisme. Agama Buddha menjadi agama resmi Tiga Kerajaan (57 SM-935 M) dan dinasti Goryeo (935-1392). Paham Konfusianisme mencapai masa keemasan pada zaman dinasti Joseon (1392-1910). Agama Kristen dibawa oleh misionaris Eropa menjelang akhir periode Joseon dan pada abad ke-20 meningkat pesat. Agama Islam yang baru diperkenalkan di Korea sejak perang Korea oleh tentara Turki, memiliki pengikut di Korea (2007; ±140 ribu jiwa). Walau begitu sebanyak 46,5% populasi Korea Selatan mengaku tidak mengikuti suatu kepercayaan tertentu. Di Korea Utara, kebebasan beragama mendapat tekanan.

2.   Bahasa
Bahasa resmi Korea Utara dan Selatan adalah bahasa Korea. Klasifikasi genealogis bahasa Korea masih diperdebatkan, 2 bagian kelompok ilmuwan yang berbeda pendapat menyatakan bahasa Korea termasuk bahasa rumpun Altai-Tungusik, yang lainnya adalah bahasa isolat, yakni tercipta karena meminjam penggunaan bahasa lain. Namun sebagian besar memasukkan bahasa Korea ke dalam rumpun bahasa Altai-Tungusik bersama bahasa Turkik, Mongol,Tungusik, dan Jepang.
Bahasa Korea memiliki morfologi yang aggluginatif dengan tata bahasa (syntax) yang serupa dengan bahasa Jepang, yakni SOV (Subject + Object + Verb). Seperti bahasa Jepang dan Vietnam, bahasa Korea banyak sekali meminjam kosakata dari bahasa Tionghoa yang tidak berkaitan. Bahasa Korea modern ditulis dengan abjad Hangeul, yang diciptakan pada abad ke-15 oleh Raja Sejong.
3.   Makanan
Masakan Korea (Han-sik) sebagian besar adalah hasil fermentasi dan sebagian besar sudah terkenal di dunia karena diakui manfaat kesehatannya sepertiKimchi dan Doenjang. Cara memasak makanan tradisional Korea memperlihatkan cara yang unik dalam pembuatan dan penyajian. Masakan Korea umumnya terdiri dari nasi, sayur-sayuran yang dibumbui, sup, rebusan, lauk pauk daging dan ikan. Jenis masakan Korea sangat bervariasi berdasarkan daerah-daerahnya.
Kimchi adalah salah satu makanan orang-orang korea, makanan ini terbilang makanan yang sederhana, dan dapat disimpan dalam waktu lama, serta dikenal berasa kuat dan pedas. Banyak sajian banchan dibuat dari proses fermentasi, menghasilkan rasa pedas, kuat dan asin. Setiap daerah memiliki rasa bumbu kimchi yang berbeda-beda
4.   Pendidikan
Sistem sekolah modern di Korea Selatan terbagi menjadi 6 tahun untuk sekolah dasar, masing-masng 3 tahun untuk SMP dan SMU. Program Penilaian Siswa Internasional (Program for International Student Assessment) yang dijalankan oleh OECD baru-baru ini menempatkan pendidikan Korea Selatan di peringkat 11 dunia. Walau siswa-siswa sekolah Korea Selatan seringkali menempati ranking tinggi pada tes komparatif internasional, sistem pendidikannya sering dikritik karena menerapkan cara pembelajaran yang pasif dan terlalu banyak menghafal. Sistem pendidikan Korea Selatan yang tergolong disiplin dan terstruktur adalah pengaruh Konfusianisme yang sudah tertanam sejak lama dalam masyarakat Korea. Siswa-siswanya jarang memiliki waktu cukup untuk bersantai karena mengalami tekanan untuk berprestasi baik dan masuk universitas ternama. Disana juga Wajib Militer selama 2 tahun. Itu wajib untuk semua anak laki-laki.
5.   Pakaian
Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima).
Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.
Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.
Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.
6.   Seni dan Budaya
Dalam teks kuno Tiongkok, negeri Korea dijuluki Sungai dan pegunungan yang disulam di atas sutera atau Negeri Timur yang Bersatu. Selama berabad-abad, Korea menjalin hubungan dengan Tiongkok dalam berbagai bidang. Korea dikenal di dunia barat melalui pedagang-pedagang Arab yang pergi ke Tiongkok lewat jalur sutera. Para pedagang Arab pada tahun 845 M (zaman Silla Bersatu) menuliskan Di dekat Tiongkok ada negeri yang berlimpah emas bernama Silla yang mempesonakan mereka.
Korea memiliki corak kebudayaan yang beragam yang berasal dari akar asli yang dibentuk dalam berbagai kesenian dan tarian. Budaya Tionghoa yang diimpor selama berabad-abad ikut berperan membentuk sistem sosial dan norma berdasarkan Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme. Hasilnya adalah beragamnya bentuk manifestasi dan akulturasi antara budaya asli Korea dan Tiongkok yang unik. Dari sini Korea berperan besar dalam mentransfer budaya yang maju ke Jepang.
Dalam budaya kontemporer, Korea dikenal akan tren Korean Wave yang dihasilkan menyebarnya popularitas budaya musik pop, film dan drama Korea, serta baru-baru ini tren video game dan Boyband dan Girlband Korea. Namun diplomasi secara kultural adalah diakuinya olahraga tradisional Korea, Taekwondo, ke dalam pesta olahraga internasional Olimpiade.
7.   Tarian
Tarian istana (Gungjung Muyong) yang dipentaskan di istana ditampilkan oleh para penari profesional untuk tujuan kesenangan dan memiliki karakter yang berbeda dari tarian festival istana atau tarian rakyat yang mengikutsertakan orang-orang untuk menari bersama. Berdasarkan lukisan di makam dinding Goguryeo, dipercaya tarian istana Korea telah ada sejak zaman Tiga Kerajaan.
Tarian rakyat Korea bermula dari berbagai ritual keagamaan dan upacara pemujaan kepada dewata-dewata shamanisme (gut) serta perayaan-perayaan rakyat. Tarian rakyat yang lahir dari peristiwa-peristiwa ini dibentuk dan dipelihara oleh masyarakat sebagai hal yang penting dalam kehidupan mereka. Lama-kelamaan tarian-tarian ini menyatu ke dalam berbagai aktivitas masyarakat selain kegiatan religius seperti untuk hiburan dan kesenian.
Menurut narasumber yang diwawancarai, Cha Moojin, budaya di Indonesia dan Korea tidak jauh beda. Dia mengatakan bahwa, orang Indonesia dan Korea sama ramahnya. Korea tidak memiliki banyak  budaya di setiap suku bangsanya. Budaya yang ada di Korea bersifat umum. Tidak seperti halnya budaya di Indonesia yang terdapat dari budaya beberapa suku bangsa. Dari mulai tarian, Korea membedakan tarian ke dalam dua jenis yaitu, tarian istana dan tarian rakyat Korea. Salah satu tarian yang paling dikenal adalah tarian istana, Gungjung Muyong. Gungjung Muyong adalah tarian yang diikuti oleh beberapa orang dengan cara berpegangan tangan satu sama lain membentuk sebuah lingkaran. Kemudian, Korea Selatan yang menjalankan program WAMIL karena hubungannya dengan negara tetangga Korea Utara yang sampai saat ini masih hambar hingga harus memisahkan satu negara menjadi dua negara. Pria Korea Selatan yang berumur 20-30 TAHUN diwajibkan mengikuti program wajib militer selama 2,3-2,5 tahun. Biasanya para pria akan stress ketika mendapatkan panggilan untuk wajib militer.
Beberapa golongan yang tidak diwajibkan untuk mengikuti wajib militer antara lain,
1.    Orang yang cacat
2.    Seorang ilmuan
3.    Orang yang berjasa bagi negara, seperti Ahn Jung Hwan cs yang berhasil masuk semi final pada Piala Dunia tidak wajib mengikuti wamil.
4.    Para kriminal
5.    Seorang yang mengalami cedera fisik.
6.    Jika seorang laki-laki adalah pencari nafkah utama.
7.    Sudah menikah serta tidak memiliki anak laki-laki.
8.    Seorang anak tunggal laki-laki. Hal ini untuk memastikan warisan dari keluarga atau penerus keturunan keluarga.
Kewajiban mengikuti wajib militer memang menjadi prioritas utama bagi pemuda khususnya di negara Korea Selatan. Di Indonesia sendiri, sempat muncul wacana mendukung wajib militer, tetapi tidak ada respon. Perbedaan yang lain antara Indonesia dan Korea adalah lalu lintas. Menurut Moojin, lalu lintas di Indonesia sangat buruk. Macet dimana-mana, terutama di Jakarta. Jika dibandingkan dengan Korea, lalu lintas disana sangat teratur. Tidak ada macet di sepanjang jalan. Kendaraannya pun tidak sepadat di Indonesia. Karena banyak orang yang memilih menggunakan kendaraan umum.

Satu hal lagi yang sangat membedakan Indonesia dengan Korea adalah budaya korupsinya. Menurut mereka, korupsi di Indonesia telah menjadi budaya. Karena saking banyaknya yang melakukan tindakan korupsi. Moojin pernah mengalami culture shock, ketika dia mengendarai sepeda motor di Jakarta. Dia tidak mengetahui tata tertib lalu lintas yang ada di Indonesia bahwa kendaraan pribadi dilarang melewati jalur busway. Sontak saja, dia langsung kena tilang polisi dan polisi mengajaknya berdamai dengan uang 70 ribu. Moojin kaget, karena di negaranya, jika kita melanggar aturan tidak dapat disuap dengan uang. Kesalahan seperti tadi, di Korea, akan menjalankan hukuman, tidak ada uang damai.
Selain itu, budaya popular Korea yang telah merambat ke Indonesia adalah fenomena hallyu atau sering dikenal dengan sebutan K-Pop. K-Pop ini adalah budaya popular Korea, yang meliputi lagu-lagu pop, boyband dan girlband, serial drama korea, film korea dan fashion ala Korea. K-Pop ini sudah muncul sekitar tahun 2009, namun booming pada awal tahun 2011 kemarin. Dengan demikian, budaya Indonesia dengan budaya Korea tidak jauh berbeda. Dimulai dari penampilan, makanan, pakaian, pendidikan dan yang lainnya. 

sumber: http://afrianties.blogspot.com/2012/03/budaya-korea.html

0 komentar:

Posting Komentar